ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK
1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical
Current)
Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran
elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang besarnya sama. Jika kita
mempunyai benda
bermuatan negatif
berarti benda tersebut mempunyai kelebihan elektron. Derajat
termuatinya
benda tersebut diukur dengan jumlah kelebihan elektron yang ada. Muatan
sebuah
elektron, sering dinyatakan dengan simbul q atau e, dinyatakan dengan satuan
coulomb, yaitu sebesar :
Misalkan kita mempunyai sepotong kawat tembaga yang biasanya digunakan
sebagai
penghantar listrik dengan alasan harganya relatif murah, kuat dan tahan
terhadap
korosi. Besarnya hantaran pada kawat tersebut hanya tergantung pada adanya
elektron bebas
(dari elektron valensi), karena muatan inti dan elektron pada lintasan
dalam terikat
erat pada struktur kristal.
Pada dasarnya dalam kawat penghantar terdapat aliran elektron dalam jumlah
yang sangat
besar, jika jumlah elektron yang bergerak ke kanan dan ke kiri sama besar
maka
seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun jika ujung sebelah kanan kawat
menarik
elektron sedangkan ujung sebelah kiri melepaskannya maka akan terjadi aliran
elektron ke
kanan (tapi ingat, dalam hal ini disepakati bahwa arah arus ke kiri). Aliran
elektron
inilah yang selanjutnya disebut arus listrik.
Besarnya arus listrik diukur dengan satuan banyaknya elektron per detik,
namun
demikian ini
bukan satuan yang praktis karena harganya terlalu kecil. Satuan yang
dipakai adalah
ampere, dimana
i= dq/dt
1 ampere = 1coulomb/det.
Contoh di bawah ini menggambarkan besarnya arus listrik untuk beberapa
peralatan:
Stasiun pembangkit ...... 1000 A
Starter mobil ................. 100 A
Bola larnpu ................... 1 A
Radio kecil .................... 10 mA
Jam tangan
................... 1 mA
1.2 Pengertian
Tegangan (Voltage)
Akan mudah menganalogikan aliran listrik dengan aliran air. Misalkan kita
mempunyai 2
tabung yang dihubungkan dengan pipa seperti pada gambar 1.1. Jika
kedua tabung
ditaruh di atas meja maka permukaan air pada kedua tabung akan sama
dan dalam hal
ini tidak ada aliran air dalam pipa. Jika salah satu tabung diangkat maka
dengan
sendirinya air akan mengalir dari tabung tersebut ke tabung yang lebih rendah.
Makin tinggi tabung diangkat makin deras aliran air yang melalui pipa.
Gambar 1.1 Aliran air pada bejana berhubungan
Terjadinya aliran tersebut dapat dipahami dengan konsep energi potensial.Tingginya
tabung menunjukkan besarnya energi potensial yang dimiliki. Yang paling
penting dalam
hal ini adalah perbedaan tinggi kedua tabung yang sekaligus menentukan
besarnya
perbedaan potensial. Jadi semakin besar perbedaan potensialnya semakin
deras aliran
air dalam pipa.
Konsep yang sama akan berlaku untuk aliran elektron pada suatu penghantar.
Yang
menentukan seberapa besar arus yang mengalir adalah besarnya beda potensial
(dinyatakan
dengan satuan volt). Jadi untuk sebuah konduktor semakin besar beda
potensial akan
semakin besar pula arus yang mengalir.
Perlu dicatat bahwa beda potensial diukur antara ujung-ujung suatu
konduktor.
Namun
kadang-kadang kita berbicara tentang potensial pada suatu titik tertentu. Dalam
hal ini kita
sebenarnya mengukur beda potensial pada titik tersebut terhadap suatu titik
acuan
tertentu. Sebagai standar titik acuan biasanya dipilih titik tanah (ground).
Lebih lanjut
kita dapat menganalogikan sebuah baterai atau accu sebagai tabung
air yang
diangkat. Baterai ini mempunyai energi kimia yang siap diubah menjadi energi
listrik. Jika
baterai tidak digunakan, maka tidak ada energi yang dilepas, tapi perlu
diingat bahwa
potensial dari baterai tersebut ada di sana. Hampir semua baterai
memberikan
potensial (tepatnya electromotive force - e.m.f) yang hampir sama
walaupun arus
dialirkan dari baterai tersebut.
1.3 Hukum Ohm
Pada sebagian besar konduktor logam, hubungan arus yang mengalir dengan
potensial
diatur oleh
Hukum Ohm. Ohm menggunakan rangkaian percobaan sederhana seperti
pada gambar
1.2. Dia menggunakan rangkaian sumber potensial secara seri, mengukur
besarnya arus
yang mengalir dan menemukan hubungan linier sederhana, dituliskan
sebagai
V = IR
dimana R =
V/I disebut hambatan dari beban. Nama ini sangat cocok karena R menjadi
ukuran
seberapa besar konduktor tersebut menahan laju aliran elektron.
Awas, berlakunya hukum ohm sangat terbatas pada kondisi-kondisi tertentu,
bahkan hukum ini tidak berlaku jika suhu konduktor tersebut berubah. Untuk materialmaterial atau piranti elektronika tertentu seperti diode dan transistor, hubungan I dan V tidak linier
Gambar 1.2 Rangkaian percobaan hukum Ohm
1.4 Daya (Power)
Misalkan suatu potential v dikenakan ke suatu beban dan mengalirlah
arus i seperti
diskemakan
pada gambar 1.3. Energi yang diberikan ke masing-masing elektron yang
menghasilkan
arus listrik sebanding dengan v (beda potensial). Dengan demikian total
energi yang
diberikan ke sejumlah elektron yang menghasilkan total muatan sebesar dq
adalah
sebanding dengan
v x dq.
Energi yang
diberikan pada elektron tiap satuan waktu didefinisikan sebagai
daya (power)
p sebesar
p= v dq/dt = vi
dengan satuan
watt
dimana 1 watt
= 1 volt x 1 amper
Gambar 1.3 Aliran arus pada beban karena potensial v
1.5 Daya pada
Hambatan (Resistor)
Jika sebuah tegangan V dikenakan pada sebuah hambatan R maka
besarnya arus yang
mengalir
adalah
I = V / R (hukum
Ohm)
dan daya yang
diberikan sebesar
P = V x
I = V2/R
= I2R
Untuk kasus tertentu persoalannya menjadi lain jika potensial yang diberikan
tidak konstan,
misalnya berbentuk fungsi sinus terhadap waktu (seperti pada arus bolakbalik)
v = V sin
w t
dengan
demikian
i = v/R = (V/R) sin w t
dan
p = v x i = (V2/R) sin2 w t
p selalu berharga positif sehingga daya akan selalu hilang
pada setiap saat, berubah
menjadi panas
pada hambatan. Daya tersebut selalu berubah setiap saat, berharga nol
saat sin wt = 0, dan maksimum sebesar V2/
R saat sin w t = 1.
Untuk menentukan efek pemanasan dari isyarat di atas, persamaan daya di
atas dapat
dituliskan sebagai
cos 2wt akan berharga positif atau negatif sama seringnya,
sehingga rata-ratanya adalah
nol. Dengan demikian daya rata-rata yang hilang sebesar
Ini merupakan
daya yang hilang pada R jika tegangan konstan dikenakan
padanya. Harga =0,707 sering digunakan sebagai ukuran jika tegangan sinus digunakan pada suatu rangkaian dan harga tegangan tersebut sering disebut sebagai
harga root-mean-square
(RMS). Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk
menentukan 3 pengukuran yang dipakai, yaitu
Harga RMS =
Amplitudo puncak = Vp
Harga
puncak-ke-puncak = 2Vp
0 komentar:
Posting Komentar